Sabtu, 01 Juni 2013

Allah Tau Apa yang Kita Butuhkan :)


Menyedihkan itu saat kita tau kita ga lulus SNMPTN dan Orang tua kecewa -_- tapi aku yakin ada hikmah di balik itu semua. Ya “mungkin belum rezeki”, ya aku hanya bisa meyakinkan diriku. Oh iya, sebenarnya aku ini sudah diterima sebagai mahasiswi AKA BOGOR, ya mungkin di sanalah rezeki ku, tempat aku melanjutkan study “gaya”, hehe, kata guruku "Allah itu tidak memberikan apa yang kita mau, tapi apa yang kita butuhkan"
Oh iya aku ga mau berlarut dalam kesedihanku, di sini aku mau cerita tentang “calon” kampusku  Akademi Kimia Analisis Bogor alias “AKA BOGOR” hehe. Walaupun pelajaran yang aku gemari adalah matematika, aku akan belajar mencintai kimia dari sekarang, aku akan bersungguh-sungguh agar bisa dapet IP tinggi aamiin.
Tadi aku pertama kalinya loh menginjakkan kakiku di sana. Sebelumnya aku hanya membaca secuil cerita dari kaka senior dari blog, dan ceritanya ga jauh beda sih, tapi ada yang sedikit berbeda bagiku.Pertama, kebanyakan dari mereka mendaftar SNMPTN di IPB loh, tapi ga lolos, hehe sama kaya aku, tapi mereka pun mulai menerima dengan lapang dada. Yang berbeda mereka semua bilang bahwa kampus aka itu kecil, tapi menurutku aka itu kampus yang besar loh. Sebelumnya memang aku pernah mengunjungi UI dan IPB, mereka itu kampus yang sangat besar tapi untuk bermacam-macam jurusan, tapi aka hanya untuk 1 jurusan yaitu Analis Kimia. “ga nyesel masuk sini” dalam hati tuh. Di papan aja banyak banget tuh yang namanya lowogan pekerjaan, ya mungkin dengan status aka yang sekolah kedianasan di bawah Kementrian Perindustrian. “kecil-kecil cabe rawit” hehe.
Semoga ini memang kampus terbaik untuk aku dan aku bisa betah di sini, meskipun akan jauh dari ortu nantinya, tapi aku harus siap dengan segala konsekwensinya.

Senin, 20 Mei 2013

SENDIRI ITU PILIHAN


“mba punya pacar dong biar kalo nonton film gratis” gubrak dengan polosnya adeku berkata seperti itu dan bukan hanya itu saja, tapi dia sering nanya hal yang macem-macem deh tentang pacar. Tapi berkali-kali aku jawab “mba ga mau pacaran dulu de, mau cari duit  dulu”. Jujur aku memang pernah pacaran saat kepolosanku masih meradang tepatnya saatku kelas X (masih khilaf belum kenal rohis -_-), jadi aku tau pacaran itu kaya gimana.
“pacaran itu mengundang zina” kata-kata mentorku yang tak pernah ku lupa. Memang indah di saat kita dicintai oleh orang yang mencintai kita. Mendapat perhatian yang lebih dari orang lain dan hp pun tak pernah sepi dari sms, selalu ada sms yang menanyakan kabar dan kegiatan kita. Mungkin terkadang itu semua terlihat indah, tapi nanti akan ada saatnya kita akan merasa jenuh.
Itulah yang aku rasakan dahulu, tapi seiring banyaknya artikel yang aku baca, sahabat muslimku yang sudah berkomitmen, aku pun meyakinkan diriku untuk tidak berpacaran dulu, ya sendiri itu pilihan. Pacaran memang indah tapi keindahan itu seakan dengan mudah tertutupi dengan dampak negative yang kita terima. Tak terpungkiri ada secuil cinta di hati ini untuk seorang ikhwan. Tapi ku sadari aku hanya cukup untuk mengaguminya ^_^
Sendiri itu pilihan, terkadang mungkin aku merasa jenuh, merasa iri dengan remaja lain. layar hp tak pernah luput dari pandanganku, menunggu pesan dari sesorang disana walaupun sebenarnya tak akan ada apa-apa. Aku terus meyakinkan diriku, masih banyak yang harus ku lakukan selain pacaran dan Allah itu pasti akan memberikan jodoh yang terbaik untukku. Itulah yang membuatku berhasil sampai saat ini.
“Jodoh kita itu cerminan diri kita, baik tidaknya jodoh kita ya tergantung kita sendiri” kalimat yang selalu aku percayai. Oleh karena itu, sendiri itu pilihan, karena pada saat ini aku sedang memperbaiki diri  sebelum bertemu jodohku, menjadi muslimah yang terbaik untuk jodohku nanti. Dan aku hanya halal untuknya J
So, buat kamu yang masih sendiri, teruslah bertahan, jangan jadikan kesendirianmu karena alasan lain, tapi jadikan kesendirianmu sebagai alasan dari dirimu sendiri. Untuk membuktikan sendiri itu bukan berarti ga laku tapi sendiri itu ya memang pilihan kita.
Tetap Semangat Sobat ^-^

Selasa, 14 Mei 2013

Menunggu itu Membosankan


Huaahhh, UN telah tuntas, belajar di sekolah tinggal kenangan, perpisahan di jogja bersama kawan SMA takkan terulang lagi dan kini pun jadilah aku sebagai Pengangguran -_-. Di rumah bersama acara TV yang kadang tidak menghibur, tidur pun menjadi hobi yang membosankan.
Dag, dig, dug, menunggu statusku kemudian. Lulus atau engga? Keterima di PTN atau engga? seakan menunggu waktu itu tiba sangatlah lama. Menanti Masa depan yang telah di ambang mata. Menunggu gelar Mahasiswi baru di Kampus Impian aamiin
Meski aku belum tau hasil yang akan ku peroleh nanti, dan kini ku setia menunggu hasil itu dengan perasaan berkecambuk di hati, bingung karena nanti punya suasana baru di kampus, takut akan hasil yang akan kuterima nanti, galau akan teman yang kurang sepaham denganku, kesal kenapa semua ini cepet banget. Tanggung jawab yang akan ku pikul sendiri nantinya, hidup jauh dari keluarga, apa aku bisa? Hanya bisa di buktikan nanti setelah ku jalani semua itu. 

Jumat, 05 April 2013

Rohis Cahaya ILLAHI


“SMA adalah masa yang paling indah, masa pencarian jati diri” ini yang sering aku dengar dari orang-orang sekitarku, maklum aku masih terdaftar sebagai siswa SMP. Bayang-bayang itu selalu ada di pikiranku, tak sabar rasanya ingin merasakan masa SMA J.
Akhirnya masa itu pun tiba, aku menjadi siswa SMA negeri . pencarian jati diri siap dimulai. Pertama masuk SMA aku sudah harus memilih ekskul, aku pun memilih ekskul KIR karena pada waktu itu ekskul kir lah yang paling memukau dengan aksi-aksi ilmiahnya. Tapi selama beberapa bulan aku merasa kurang nyaman aja, lalu aku melirik ekskul rohis, kayanya asik deh, mau masuk eksul itu tapi...
Sampai saatnya temanku mengajak untuk masuk rohis. Aku pun mendaftar ekskul itu, awalnya memang terasa biasa aja, tapi setelah beberapa lama aku mengenal akrab dengan semua sahabat-sahabat rohis semua terasa berbeda, lebih dari biasa. Aku merasa nyaman di sini. Saat itu juga ada kaka kelas  yang membimbing kami. Dia sangat mengetahui banyak hal tentang islam dan dia selalu berbagi ilmunya kepada kami.  Dia selalu berbagi pikiran positifnya untuk kami.
Aku yang backgroundnya bukan anak yang mengerti banyak tentang islam lebih sedikit hedon lah (karena pergaulan juga), merasa “Wow” saat aku mengenal islam lebih jauh. “Oh jadi islam itu luar biasa yah” aku jadi tertarik untuk memperdalam islam. Dan di rohis inilah aku bisa melakukan itu. Gara-gara rohislah aku tau bahwa islam itu indah jika kita memahaminya. Dan selalu bersyukur atas apa yang telah di berikan Allah, tidak bersedih saat terkena musibah. “La tahzan innallaha ma ana”.
Sebagai remaja islam tugas kita bukan untuk hura-hura tapi untuk membangun islam. Seperti yang kita ketahui kini remaja islam itu sedang di jajah. Teknologi yang membuat kita lupa dengan Allah, pergaulan yang membuat kita lupa akhirat. 
 

Template Design By:
SkinCorner