“SMA adalah
masa yang paling indah, masa pencarian jati diri” ini yang sering aku dengar
dari orang-orang sekitarku, maklum aku masih terdaftar sebagai siswa SMP.
Bayang-bayang itu selalu ada di pikiranku, tak sabar rasanya ingin merasakan
masa SMA J.
Akhirnya masa
itu pun tiba, aku menjadi siswa SMA negeri . pencarian jati diri siap dimulai. Pertama
masuk SMA aku sudah harus memilih ekskul, aku pun memilih ekskul KIR karena
pada waktu itu ekskul kir lah yang paling memukau dengan aksi-aksi ilmiahnya. Tapi
selama beberapa bulan aku merasa kurang nyaman aja, lalu aku melirik ekskul
rohis, kayanya asik deh, mau masuk eksul itu tapi...
Sampai saatnya
temanku mengajak untuk masuk rohis. Aku pun mendaftar ekskul itu, awalnya
memang terasa biasa aja, tapi setelah beberapa lama aku mengenal akrab dengan
semua sahabat-sahabat rohis semua terasa berbeda, lebih dari biasa. Aku merasa
nyaman di sini. Saat itu juga ada kaka kelas
yang membimbing kami. Dia sangat mengetahui banyak hal tentang islam dan
dia selalu berbagi ilmunya kepada kami. Dia
selalu berbagi pikiran positifnya untuk kami.
Aku yang
backgroundnya bukan anak yang mengerti banyak tentang islam lebih sedikit hedon
lah (karena pergaulan juga), merasa “Wow” saat aku mengenal islam lebih jauh.
“Oh jadi islam itu luar biasa yah” aku jadi tertarik untuk memperdalam islam.
Dan di rohis inilah aku bisa melakukan itu. Gara-gara rohislah aku tau bahwa islam itu indah jika kita
memahaminya. Dan selalu bersyukur atas apa yang telah di berikan Allah, tidak
bersedih saat terkena musibah. “La tahzan innallaha ma ana”.
Sebagai remaja
islam tugas kita bukan untuk hura-hura tapi untuk membangun islam. Seperti yang
kita ketahui kini remaja islam itu sedang di jajah. Teknologi yang membuat kita
lupa dengan Allah, pergaulan yang membuat kita lupa akhirat.