Kamis, 20 Maret 2014

Pesta Politik Indonesia

Pesta politik terbesar di Indonesia akan segera digelar 9 April nanti. Nasib Indonesia lima tahun ke depan pun akan di tentukan. Para calon-calon pemimpin rakyat pun berbondong-bondong memperebutkan kursi nomor 1 di Indonesia. Entah apa motif mereka, apakah ingin menjadikan Indonesia lebih baik atau hanya gila kekuasaan dan popularitas. Yang jelas janji-janji manis telah mereka lontarkan dari mulut mereka, semudah itukah berjanji? Visi dan misi untuk Indonesia pun telah mereka buat, tapi apakah mudah untuk merealisasikannya? Berkaca dari pemimpin-pemimpin sebelumnya, mereka hanya mengobral janji, visi dan misi, tapi tak ada realisasi nyata atas itu semua. Pemimpin yang telah di percayai oleh rakyat malah berbalik mengecewakan rakyat. Apakah pemimpin yang salah atau rakyat yang salah memilih?

Kita sebagai rakyat Indonesia harus benar-benar menjadi pemilih yang cerdas. Karena kitalah yang menjadi penentu nasib Indonesia juga. Kita harus bisa memahami karakter dan seluk beluk para calon pemimpin kita. Tapi yang sangat di sayangkan, kini money politik sedang marak-maraknya. Banyak partai politik yang menyogok rakyatnya dengan sedikit uang mereka. Mungkin jika para intelektual sudah tak lagi bisa tergoda dengan cara ini, tapi bagaimana dengan rakyat-rakyat dari kalangan menengah ke bawah yang notabennya buta politik?

Menjadi seorang pemimpin itu bukan hanya sekedar untuk harta dan tahta. Tetapi seorang pemimpin juga memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Karena semuanya itu tergantung pemimpin, jika pemimpinnya arif, pasti negaranya juga akan maju dan sebaliknya jika pemimpinnya bobrok maka akan bobrok pula negaranya.

Saat ini Indonesia benar-benar krisis pemimpin, krisis pemimpin yang bisa mengayomi rakyatnya, pemimpin yang bisa menjadikan Indonesia lebih maju, pemimpin yang bisa menyelesaikan semua masalah Indonesia. Nah untuk itu ayo tanggal 9 april kita sama-sama berpartisipasi dalam pesta politik terbesar lima tahunan ini, kita pilih pemimpin idaman kita, pemimpin yang bisa membuat Indonesia lebih baik. Karena kita pemimpin itu ada dan karena kita yang menentukan sendiri nasib Indonesia. #AyoMemilih

Sabtu, 15 Maret 2014

Bahasa Indonesia

Kali ini aku akan membahas materi tentang Bahasa Indonesia yang aku peroleh kemarin pada hari Jum’at, 14 Maret 2014 saat mata kuliah Bahasa Indonesia. Bahasa merupakan alat komunikasi dan biasa digunakan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Bahasa Indonesia sendiri berasal dari Bahasa Melayu yang dalam perkembangannya mendapat serapan dari bahasa asing. Di dalam Bahasa Indonesia kita diberi pilihan bahasa (diksi), misalnya penggunaan kata aku bisa diganti dengan saya. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah berbahasa yang sesuai dengan kaidah baku berbahasa. Jadi sekecil apapun kesalahannya akan terlihat. Kesalahan yang terjadi akan terlihat dari maksud yang disampaikan dan pengucapan atau pelafalan.

Perbedaan bahasa lisan dengan tulisan bisa terlihat dari kalimat, struktur bahasa, pelafalan dan waktu. Tabel di bawah ini merupakan perbedaan antara bahasa langsung dan tidak langsung.

Pergeseran Bahasa Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu factor ekonomi, perpindahan penduduk, arus globalisasi dan sekolah. Banyak sekali kesalahan bahasa yang ada di dalam masyarakat. Ini adalah beberapa contoh kesalahan dalam berbahasa Indonesia:

Dan yang lagi marak saat ini adalah bahasa-bahasa gaul atau alay. Ini contoh-contohnya:

Kalau bahasa seperti ini semakin marak digunakan, bagaimana nasib Bahasa Indonesia yang baik dan benar? Perencanaan bahasa Indonesia sebagai Bahasa ASEAN sedang dirundingkan. Ayo kita sebagai warga Indonesia harus bisa berbahasa Indonesia dengan benar. Jangan sampai kita kalah dengan warga asing yang sedang berbondong-bondong belajar berbahasa Indonesia dengan fasih. Dukung bahasa Indonesia menjadi Bahasa ASEAN! :)

Kamis, 13 Maret 2014

PPBY

Di AKA Bogor ini aku mengikuti kegiatan PPBY. PPBY atau Pelaksana Program Beasiswa Yatim Duafa adalah bagian dari salah satu UKM yang ada di IMAKA. Mengajar, membina dan membiayai merupakan kegiatan PPBY. Ada tiga divisi di dalam PPBY, yaitu divisi pembinaan, humas dan danus.

Divisi pembinaan sendiri tugasnya adalah membina adik-adik asuh kita biasanya pembinaan disebut sebagai “ibu adik asuh”. Sampai saat ini PPBY memiliki 20 adik asuh loh yang terdiri dari SD sampai SMA. Nah setiap bulannya PPBY selalu rutin membiayai seluruh kebutuhan adik asuh, seperti biaya sekolah, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya. Dapat uang dari mana? Tentunya dari donatur-donatur setia PPBY yang secara ikhlas menyisihkan uangnya. Tapi untuk saat ini donator untuk PPBY sendiri masih kurang banyak. Hayo apakah dari kalian berminat untuk menjadi donator tetap? :D selain itu pembinaan juga mengadakan program mentoring setiap minggunya untuk adik asuh, jadi selain membantu secara materi, PPBY juga membantu rohani mereka supaya selalu terjaga.

Kalau divisi humas, memiliki tugas utama yaitu mengajar. Hampir setiap minggunya PPBY terutama divisi humas mengajar di SDN Cimahpar dan di kampung blentuk. Dan pastinya ini gratis, tanpa dipungut biaya sepeser pun. Kami ikhlas berbagi ilmu dengan anak-anak. Senyum mereka rasanya sudah menjadi balasan yang luar biasa untuk kami.

Dan yang terakhir adalah divisi danus. Divisi ini sering disebut sebagai “ayah adik asuh” karena danuslah yang mencari dana untuk adik asuh, entah dari donatur ataupun berjualan apapun yang bisa di jual hehe. Biasanya para mahasiswa yang menjadi sasaran empuk kami.

Bahagia itu sederhana, saat kami bisa melihat orang lain tersenyum, saat kami bisa membantu orang yang membutuhkan. Di PPBY ini kami seperti keluarga, kami semua “bersatu untuk berbagi, meraih Jannah Illahi”. Dan aku bangga menjadi bagian dari PPBY.

Citarum Milik Indonesia

           Ada yang tahu sungai terkotor di dunia? Jawabannya adalah Citarum, sungai yang merupakan sungai terpanjang dan terbesar di provinsi jawa barat, Indonesia ini di juluki sebagai sungai terkotor di dunia. Sungai yang dahulu asri kini telah berubah menjadi sarang limbah.  Banyak sampah di sekitar sungai yang telah menutupi keindahan Sungai Citarum. Belum lagi banyak permukiman padat dan bangunan industri di sekitar sungai.  Menurut beberapa sumber yang aku peroleh, ada  kurang lebih 71 industri yang turut menyumbang limbah ke Sungai Citarum. Selain itu, warga di sekitar Sungai Citarum turut mengambil bagian dalam masalah ini, membuang sampah ke sungai dan buang air ke sungai mungkin menjadi hal yang biasa untuk mereka. Mereka bertindak tanpa peduli dampak yang akan terjadi nantinya. 

Ini adalah Citarum dahulu, sungguh indah ya :)

Ini adalah Citarum sekarang, sangat menjijikan :(


          Sungguh miris, Sungai Citarum akan semakin parah jika kita semua kurang peduli. Kita semualah yang bertanggung jawab atas masalah ini. Diperlukan kesadaran dan rasa cinta terhadap lingkungan. Karena bumi ini bukan "warisan" untuk anak cucu kita nanti, tapi bumi adalah "titipan" untuk anak cucu kita. Kalau bukan sekarang kapan lagi kalau bukan kita siapa lagi. Karena citarum milik Indonesia dan kita adalah Indonesia.

Jumat, 07 Maret 2014

Kembalilah Bahasaku, Aku Bangga Memilikimu

          Sudah lama sekali ya aku tidak mampir ke blog ini dan akhirnya kini aku kembali untuk mencorehkan tulisanku ke dalam blog ini. Oh iya sekarang aku sudah berstatus mahasiswi loh, tepatnya mahasiswi Akademi Kimia Analisis Bogor. Dan kini aku sangat bersyukur bisa bergabung dengan kampus ini. Walaupun berlabel kimia, tapi aku belajar banyak hal di sini termasuk bahasa Indonesia. Ya sebenarnya salah satu alasan ku menulis lagi di blog ini untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia hehe. Dosen bahasa Indonesiaku yaitu Bapak. Drs. Dadan Suwarna menugaskan kami untuk membuat tulisan di blog minimal 10 tulisan. Awalnya sedikit mengeluh sih, sudah lama ga menulis blog, tiba-tiba di beri tugas seperti itu, di tambah penulisan dalam blog sesuai dengan aturan EYD.
        Memang sedikit miris dengan bahasa Indonesia di zaman serba gaul seperti sekarang ini. Kata pa Dadan “kenapa kita lebih malu jika salah berbicara bahasa inggris, dibandingkan kita salah berbicara bahasa Indonesia?” cukup menjadi sentilan diri. Maraknya bahasa-bahasa gaul yang sebenarnya terdengar aneh sudah benar-benar memudarkan bahasa Indonesia kita. Woles, keles, kepo, dan lain sebagainya mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak para remaja bahkan anak kecil yang menggunakan bahasa ini untuk berkomunikasi di kehidupan sehari-hari. Motifnya apa? Ya mungkin untuk menunjukkan bahwa mereka itu tidak kuper, mereka adalah anak gaul yang mengikuti trend.
        Bagaiman nasib bahasa Indonesia? Nasib bahasa Indonesia ada di tangan kita sendiri. Aku sendiri sebagai mahasiswi ingin mengembalikan bahasa tercintaku. Lestarikan bahasa Indonesia, karena itu adalah bahasa persatuan kita. Dan jangan meremehkan bahasa Indonesia karena beberapa kampus di luar negeri saja sudah ada mata kuliah bahasa Indonesia. Nah, malu kan masa orang asing saja belajar bahasa Indonesia, tapi kita sendiri sebagai warga Indonesia masih belepotan dalam berbahasa Indonesia. Ayo kita kembalikan bahasa Indonesia, karena kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi? :D
 

Template Design By:
SkinCorner