Rabu, 25 Juni 2014

SMS Mulai PUNAH

Di jaman modern seperti ini, rasanya teknologi sudah tidak asing lagi untuk kita. Hampir setiap hari kita berteman dengan teknologi. Semakin canggihnya teknologi , tidak jarang membuat kita semakin terlena. Dahulu mungkin kita tak asing dengan Short Message Service atau biasa disebut SMS. Cara yang paling efisien untuk berkomunikasi dengan yang lain, yang jauh jaraknya dari kita.

Namun dengan berkembangnya teknologi, munculah berbagai ponsel pintar atau yang lebih di kenal dengan android, ditawarkan dengan biaya terjangkau. Banyak aplikasi yang ditawarkan didalam ponsel pintar itu, membuatnya menduduki peringkat pertama. Salah satu aplikasi yang cukup popular adalah aplikasi chat. Keberadaan aplikasi chat didalam ponsel pintar itu telah mampu menyedot perhatian orang. Dan perlahan SMS mulai punah.

Entah banyak orang yang mengatakan lebih nyaman menggunakan aplikasi chat dibanding dengan SMS. Tapi menurut saya pribadi, dari keduanya terdapat kelemahan dan kelebihannya masing-masing.

 

SMS

Aplikasi chat

Kelebihan

Ø  Tidak penah pending.

Ø  Biaya murah

Ø  Dapat berkomunikasi secara bersamaan dengan dua orang atau lebih

Ø  Lebih menarik

Ø  Tidak terbatas oleh karakter

Kekurangan

Ø  Hanya berkomunikasi dengan satu orang saja.

Ø  Monoton

Ø  Terbatas oleh karakter

Ø  Sering bermasalah dengan jaringan “pending”

Ø  Harus menggunakan jaringan internet

Ø  Biaya mahal

 

Dilihat dari tabel diatas, memang aplikasi chat terlihat lebih menarik daripada sms. Wajar jika saat ini para pengguna teknologi perlahan meninggalkan SMS. Tapi bagaimanapun, SMS pun merupakan kemajuan teknologi yang dulu sempat popular di masyarakat. Aku masih berharap SMS tidak benar-benar punah. Karena ia telah mampu merubah kebiasaan dari mengirim surat melalui pos yang menghabiskan banyak waktu dengan SMS yang hanya memerlukan sedikit waktu.

Rabu, 18 Juni 2014

TA?

Ibarat rokok, TA bisa membuat orang kecanduan. Berniat melakukan sekali, hingga akhirnya berkali-kali. Mungkin kata TA sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiswa. TA merupakan istilah untuk “Titip Absen”. Banyak dari mahasiswa yang mulai kecanduan TA. Mencoba sekali berhasil, hingga akhirnya kebablasan.

TA biasanya dilakukan hanya untuk mata kuliah tertentu yang dianggap membosankan bagi mahasiswa, entah dari dosennya atau materinya yang membosankan. Sistem di kampusku memang masih menggunakan absen tulis, atau lebih tepatnya dengan tanda tangan mahasiswa. Jadi dengan mudah, mahasiswa dapat memalsukan tanda tangan. Mahasiswa biasanya menitip absen kepada temannya. Atas dasar hubungan timbal-balik mahasiswa lain yang dititipi absen juga bersedia memalsukan tanda tangan mahasiswa yang menitipi absen. Untuk sebagian dosen memang tak pernah mengabsen mahasiswanya satu-satu, jadi dengan mudah TA mereka berhasil.

Mungkin budaya TA ini sudah mengakar di kalangan mahasiswa. Karena TA yang mereka lakukan seakan berjalan mulus tanpa hambatan. Sungguh sebenarnya hal itu sangat merugikan mereka. Kehilangan satu materi yang seharusnya mereka dapatkan. Dan biasanya waktu yang telah mereka lewatkan untuk meninggalkan suatu mata kuliah, mereka habiskan dengan hal yang tak berguna. Mereka tak pernah berfikir, betapa susah payahnya orang tua membiayai mereka untuk mendapatkan gelar mahasiswa. Betapa banyak orang di luar sana yang kurang beruntung dibandingkan mereka, yang masih memetik senar kecil di jalanan. Tidakkah mereka malu dengan gelar “mahasiswa” yang mereka terima? Tidakkah mereka takut dengan teropong Allah yang selalu mengintai mereka?

Jika dipikirkan, apa salahnya duduk diam di kursi dalam sebuah ruangan yang cukup nyaman, sembari mendengarkan ilmu dari dosen? Walaupun terkadang terasa membosankan, tapi setidaknya ada setitik ilmu yang bisa kita dapatkan. Seharusnya sebagai mahasiswa, orang yang berpendidikan, kita menjadi panutan bagi orang lain. Pergerakan mahasiswa bukan untuk TA, tetapi melakukan perubahan. Hidup Mahasiswa!

Rabu, 04 Juni 2014

Tenggelam dalam Rindu

“tuntutlah ilmu dari buaian sampai keliang lahat” sebuah hadits yang selalu ku ingat. Memang menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang hidup di muka bumi, tapi tak pernah terlintas di benakku bahwa aku harus terdampar disini, di tanah perantauan. Di sebuah kota yang terkenal dengan “kota hujan dan kota sejuta angkot”, di sini tempatku menggali lebih banyak ilmu yang belum ku temui.

Setelah lulus dari SMA, aku memutuskan untuk melanjutkan masa belajarku disini, Akademi Kimia Analisis Bogor. Sebuah sekolah kedinasan di bawah kementrian Perindustrian. Kebetulan aku lolos dari seleksi raport. entah mengapa, sejak awal aku mendaftar ke kampus ini, aku seakan siap untuk menerima semua konsekuensi yang ada. Dan saat hari itu tiba, hari saat aku harus meninggalkan kota asalku, cemas dan takut, rasa yang selalu timbul di dalam dada. Walau jarak bekasi-bogor bisa di tempuh dalam waktu 2 jam, tetap saja rasa it uterus menghantuiku.

Sejak TK sampai SMA, tak pernah ku habiskan waktu lebih dari 20 menit untuk pergi ke tempat dimana aku mencari ilmu. Orang tuaku selalu mempenjaraiku dalam ruang yang sempit. Dan kini aku harus terpisah oleh jarak dan waktu hanya untuk menggali secuil ilmu. Disini semua terasa asing. Hidup sendiri di tanah orang, tanpa mengenal siapapun.

Saat aku tak bisa melakukan kebiasaan yang dulu sering aku lakukan, sepertinya aku rindu. Dan apa daya ini adalah sebuah konsekuensi yang harus aku terima. Aku seakan terus tenggelam dalam rindu. Rindu yang belum bisa terlunaskan, rindu akan canda tawa yang sering ku dengar saat ku berada dirumah. Terkenang tiga sosok yang setia menemani hari-hari ku “mama, bapa dan indri”. Andai aku bisa mengungkapkan bahwa aku “rindu”. Rindu karena aku tak bisa lagi Aku tak mau terus tenggelam dalam rinduku, aku ingin bertemu mereka, karena hanya cara itulah yang bisa menyelamatkanku.

Kaulah Satu-satunya

Bagiku tiada sosok wanita yang luar biasa selain mama. Ya dia sosok wanita yang telah menjagaku selama sembilan bulan di rahimnya, yang telah mengorbankan nyawanya hanya untuk membuatku melihat betapa indahnya dunia ini, yang rela menahan kantuknya untuk menjagaku di kala malam, dia yang dengan sabar mengajarkanku untuk melangkahkan kaki pertama kalinya, dan dia yang sampai saat ini menjadi wanita yang berani berkorban untukku. Adakah yang bisa menandinginya?

Dari mulutnya selalu terucapkan kata-kata yang indah untuk mendoakan dan menasihatiku, matanya yang selalu mengawasiku dan tangan lembutnya selalu membuatku tenang saat berada di pelukkannya. Memang tak akan ada yang bisa menggantikannya di dunia ini, karena hanya dialah satu-satunya.

Mama wanita mulia yang telah diberikan Allah untukku. Sesosok teman setia, sesosok guru yang tiada bandingannya. Saat aku menangis, kata-kata indah yang menenangkan selalu terlontar dari mulutnya. Saat aku terpuruk, mama selalu setia untuk menguatkan. Engkau selalu tersenyum di depan aku, tapi sebenarnya aku tahu engkau sedang gundah. Engkau selalu melayaniku walaupun aku tahu engkau sedang lelah Mungkin memang tak jarang dia marah, tapi bagiku marahnya adalah nasihat. Darinya ku mengetahui banyak hal dalam menghadapi hidup ini.

“Kau setegar baja dengan segala masalah yang kau hadapi, kau wanita hebat dengan segala kekuranganmu.”

Sampai kapanpun aku tak bisa membalas jasa-jasanya, tapi aku bisa membuat dia tersenyum. Maafkan aku, karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa membalas jasa-jasamu. Tetapi aku ingin kau tetap di sisiku ma, tetap menjadi wanita hebat. Mungkin kata “terima kasih” pun tak cukup untuk ku ucapkan kepadamu, tapi yakinlah ma, aku akan menjadi wanita seperti engkau, aku takkan mengecewakanmu karena I LOVE YOU SO MUCH MOM :)

 

Template Design By:
SkinCorner