Rabu, 04 Juni 2014

Tenggelam dalam Rindu

“tuntutlah ilmu dari buaian sampai keliang lahat” sebuah hadits yang selalu ku ingat. Memang menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang hidup di muka bumi, tapi tak pernah terlintas di benakku bahwa aku harus terdampar disini, di tanah perantauan. Di sebuah kota yang terkenal dengan “kota hujan dan kota sejuta angkot”, di sini tempatku menggali lebih banyak ilmu yang belum ku temui.

Setelah lulus dari SMA, aku memutuskan untuk melanjutkan masa belajarku disini, Akademi Kimia Analisis Bogor. Sebuah sekolah kedinasan di bawah kementrian Perindustrian. Kebetulan aku lolos dari seleksi raport. entah mengapa, sejak awal aku mendaftar ke kampus ini, aku seakan siap untuk menerima semua konsekuensi yang ada. Dan saat hari itu tiba, hari saat aku harus meninggalkan kota asalku, cemas dan takut, rasa yang selalu timbul di dalam dada. Walau jarak bekasi-bogor bisa di tempuh dalam waktu 2 jam, tetap saja rasa it uterus menghantuiku.

Sejak TK sampai SMA, tak pernah ku habiskan waktu lebih dari 20 menit untuk pergi ke tempat dimana aku mencari ilmu. Orang tuaku selalu mempenjaraiku dalam ruang yang sempit. Dan kini aku harus terpisah oleh jarak dan waktu hanya untuk menggali secuil ilmu. Disini semua terasa asing. Hidup sendiri di tanah orang, tanpa mengenal siapapun.

Saat aku tak bisa melakukan kebiasaan yang dulu sering aku lakukan, sepertinya aku rindu. Dan apa daya ini adalah sebuah konsekuensi yang harus aku terima. Aku seakan terus tenggelam dalam rindu. Rindu yang belum bisa terlunaskan, rindu akan canda tawa yang sering ku dengar saat ku berada dirumah. Terkenang tiga sosok yang setia menemani hari-hari ku “mama, bapa dan indri”. Andai aku bisa mengungkapkan bahwa aku “rindu”. Rindu karena aku tak bisa lagi Aku tak mau terus tenggelam dalam rinduku, aku ingin bertemu mereka, karena hanya cara itulah yang bisa menyelamatkanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template Design By:
SkinCorner